Mata Kuliah :Dasar-Dasar Budidaya Tanaman
Dosen :Dr.Patang,
S.Pi., M.Si
LAPORAN
KUNJUNGAN LAPANG (FIELD TRIP)

OLEH:
NURMILA
1327041024
A
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2014
HALAMAN
ASISTENSI
No
|
Hari/Tanggal
|
Keterangan
|
Paraf
|
|
|
|
|
Makassar,
20 November 2014
Mengetahui,
Asisten Mata Kuliah Mahasiswa
HILMATURRIFQI YJ NURMILA
NIM:
1227040011 NIM:1327041024
Menyetujui,
Dosen
pendamping.
Dr.PATANG, S.Pi., M.Si
NIP:196910132000031001
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
atas berkat limpahan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Dr. Patang, S.Pi., M.Si.
karena beliau,penulis mendapat kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat yang
belum pernah penulis kunjungi sebelumnya. Terima kasih kepada asisten mata
kuliah ini yang telah meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan kepada
penulis saat kunjungan maupun pada saat menyelesaikan laporan ini. Serta, terima
kasih pula atas partisipasi dari teman-teman mahasiswa sekalian, yang telah mau
berpartisipasi dalam kegiatan ini, hingga dalam proses pembuatan laporan Dasar-Dasar
Budidaya Tanaman.
Laporan kunjungan
industri ini dibuat untuk menambah pengetahuan khususnya tentang dasar-dasar
budidaya tanaman kentang, sawi, dan kubis serta penerapannya di lapangan.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih banyak kesalahan,
sehingga penulis senangtiasa mengharap dan menunggu kritikan dan saran dari
para pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.
Makassar,20
November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ і
HALAMAN ASISTENSI.................................................................................... іі
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ііі
DAFTAR ISI........................................................................................................ іѵ
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ѵ
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................. 2
D.
Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II METODOLOGI
A.
Waktu dan
Tempat............................................................................. 3
B.
Alat dan Bahan.................................................................................. 3
C.
Prosedur Kerja.................................................................................... 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Budidaya Tanaman Kubis.................................................................. 5
B.
Budidaya
Tanaman Sawi................................................................... 8
C.
Budidaya Tanaman Kentang.............................................................. 11
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................... 20
B.
Saran................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21
LAMPIRAN......................................................................................................... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Budidaya Tanaman Kubis................................................................... 24
Gambar 2. Budidaya Tanaman Kentang............................................................... 24
Gambar 3. Budidaya Tanaman Sawi..................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan
yang tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi
persoalan akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya
bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan
peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi
berbagai sistem. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata
tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang
biasanya telah melampaui proses domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha
untuk menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan
memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu selalu
melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksinya memiliki risiko
yang relatif tinggi. Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan
salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah
total bentuk kebudayaan.
Kunjungan
industri ini dimaksudkan agar dapat mengetahui dan melihat langsung berbagai
kegiatan pada tempat-tempat yang dikunjungi . Kunjungan ini merupakan kegiatan
kunjungan mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar yang berlokasi di dua tempat yaitu di kota Makasssar dan
Malino. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan para mahasiswa dapat menambah
wawasan dalam mempelajari seluk beluk dalam bidang pertanian terutama yang
berkaitan dengan dasar-dasar budidaya tanaman sehingga dapat menggugah motivasi
mahasiswa dalam mempelajari berbagai bidang ilmu yang diterima dari luar
kampus.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan
ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah dasar-dasar budidaya
tanaman kubis, tanaman sawi, dan tanaman kentang?
2.
Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman kentang?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari kunjungan industri ini
diantaranya sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui dasar-dasar budidaya
tanaman kubis, tanaman sawi dan tanaman kentang.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman kentang.
D.
Manfaat
Adapun manfaat dari kunjungan industri ini adalah sebagai
berikut:
1.
Kita dapat melihat secara langsung
dasar-dasar budidaya tanaman kubis, tanaman sawi dan tanaman kentang di
lapangan.
2.
Menambah wawasan tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman
kentang.
BAB
II
METODOLOGI
A.
Waktu
dan Tempat
Waktu
dan tempat pelaksanaan kunjungan industri adalah sebagai berikut:
1.
Waktu
Rincian waktu
pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Minggu, 09 November 2014. Jam
09.00-10.00 WITA kami berkunjung ke kebun tanaman kubis.
b.
Minggu, 09 Novenber 2014. Jam 09.00-10.00
WITA kami berkunjung ke kebun tanaman sawi.
c.
Minggu, 09 November 2014. Jam 10.00 WITA
kami berkunjung ke kebun tanaman kentang.
2.
Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang
dilakukan adalah:
a.
Kebun Tanaman Kubis di Malino
b.
Kebun Tanaman Sawi di Malino.
c.
Kebun Tanaman Kentang di Malino.
B.
Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam kegiatan kunjugan industri adalah sebagai berikut:
1.
Buku
2.
Pulpen
3.
Camera
4.
Microfon
5.
Baju lapangan
6.
Bus
C.
Prosedur
Kerja
Berikut prosedur kerja yang dilaksanakan dalam
kegiatan kunjungan industri diantaranya:
1.
Kunjungan ke kebun tanaman kubis, setiap
mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian
menerima materi dari pengelola kebun tanaman kubis sambil melihat tanaman kubis
yang ada.
2.
Kunjungan ke kebun tanaman sawi, setiap
mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian
menerima materi dari pengelola kebun tanaman sawi sambil melihat tanaman sawi
yang ada.
3.
Kunjungan ke kebun tanaman kentang, setiap
mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian
menerima materi dari pengelola kebun tanaman kentang sambil melihat tanaman
kentang yang ada dan proses pemanenan tanaman kentang yang dilakukan oleh
beberapa pekerja.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Budidaya Tanaman Kubis
Tanaman
kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae
berupa tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000
SM) dan merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno.
Mulanya kubis merupakan tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh liar di sepanjang
pantai laut Tengah, di karang-karang pantai Inggris, Denmark dan pantai Barat
Prancis sebelah Utara. Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira abad ke-9
dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia abad ke-16 atau17.
Pada awalnya kubis ditanam untuk diambil bijinya.
1.
Syarat
Pertumbuhan Tanaman Kubis
Ada beberapa syarat pertumbuhan tanaman kubis
diantaranya sebagai berikut:
a.
Iklim
1)
Angin
Pengaruh angin dirasakan pada evaporasi lahan dan
evapotranspirasi tanaman. Laju angin yang tinggi dalam waktu lama (kontinyu)
mengakibatkan keseimbangan kandungan air antara tanah dan udara terganggu,
tanah kering dan keras, penguraian bahan-bahan organik terhambat, unsur hara
berkurang dan menimbulkan racun akibat tidak ada oksidasi gas-gas beracun di
dalam tanah.
2)
Curah Hujan
Disebutkan jumlah curah hujan 80% dari jumlah normal (30 cm) memberikan
hasil rata-rata 12% dibawah rata-rata normal.
3)
Intensitas Cahaya
Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah
sehingga memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang
membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukan
intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
4)
Suhu
Tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10-240C
dengan suhu optimum 170C. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas
kubis tahan dingin (minus 6-100C), tetapi untuk waktu lama, kubis
akan rusak kecuali kubis berdaun kecil (<3> 9), merupakan racun bagi
akar-akar tanaman.
5)
Kandungan Air Tanah
Kandungan
air tanah yang baik adalah pada kandungan air tersedia, yaitu pF antara 2,5 -
4. Dengan demikian lahan tanaman kubis memerlukan pengairan yang cukup baik
(irigasi maupun drainase).
b.
Ketinggian Tempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian
200-2000 m dpl. Untuk varietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik pada
ketinggian 1000-2000 m dpl.
2.
Teknik
Budidaya Tanaman Kubis
a.
Persiapan Lahan
Lakukan pengolahan tanah dengan traktor maupun manual dengan cangkul sedalam 20-30 cm. Buat
bedengan membujur dari Barat ke Timur
dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan sebaiknya tidak lebih 15 m. Jarak antara
bedengan 40 cm.
b.
Penyemaian
Tanaman
kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih dahulu dengan ditabur dalam barisan /bedengan berukuran 1m.
Dalam penyemaian dilakukan proses penambahan air gula (200 liter air untuk 1
liter gula).
c.
Penanaman
Bibit kubis yang telah berumur 1
bulan (berdaun 4-5 helai) dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanaman 40 x 40 cm. Tiap lubang ditanamkan
1 biji bibit kubis. Sistem penanaman
dilakukan dengan garitan (baris).
d.
Pemeliharaan
1)
Penyiraman
Penyiraman
pada musim kemarau dilakukan dengan menggunakan springkle 1-2 kali sehari. Pada
saat turun hujan tidak dilakukan penyiraman pada tanaman.
2)
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk dasar
(bio urin) di setiap lobang pada bedengan 3 hari 3 malam sebelum dilakukan
penanaman. Selain itu, juga dilakukan penyemprotan pupuk daun (atonik, lower).
3)
Pengendalian Hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah
ulat-ulat kecil (Plutella maculipennis) yang menyerang pucuk, dikendalikan
dengan penyemprotan insektisida (pencampuran insektisida) dengan frekwensi
penyemprotan 1 minggu. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan
penyemprotan pestisida (cadilac dan sasimox) yang dilakukan sekali seminggu
pada musim kemarau dan satu kali dalam 4 hari pada musim hujan.
e.
Pemanenan
Tanaman kubis dipanen pada umur 90 hari. Pilih kubis
yang telah tua dan siap dipetik (sudah keras). Proses pemanenan dilakukan
dengan menebang /memotong pada bagian pangkal batang.Untuk lebih tahan lama
maka dipanen dengan daun-daun yang sudah
tua.
f.
Pascapanen
Setelah
dipanen, kubis langsung didistribusikan ke konsumen baik dalam daerah
(Makassar) maupun diluar daerah/pulau. Kubis ini biasanya dikirim ke Kaltim,
NTT, Monokwari/Papua. Agar kubis dapat bertahan sampai ke daerah tujuan,
dilakukan pengemasan dengan surat kabar/ koran kemudian dimasukkan dalam
kardus.
B. Budidaya Tanaman Sawi
Tanaman sawi
sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk.
Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal,
serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang
terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A,
Vitamin B, dan Vitamin C.
1.
Syarat
Tumbuh
Daerah
penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200
meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan
terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam
pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh
apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang
pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada
akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah
gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6
sampai pH 7.
2.
Teknik
Budidaya
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak
berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di
lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan
pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara
monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain
: bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada
yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.
a.
Benih
Benih merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang
tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam
sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. Kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. Kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
b.
Pengolahan Tanah
Lakukan
pengolahan tanah dengan traktor maupun secara dengan cangkul sedalam 20-30 cm.
Buat bedengan membujur dari Barat ke
Timur dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan. Jarak
antara bedengan 40 cm.
c.
Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan
dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih
cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan
yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200
mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm. Cara melakukan pembibitan ialah benih
ditabur diatas bedengan yang telah disiapkan, setelah berumur 1 bulan sejak
disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
d.
Penanaman
Bedengan
dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Sebelum
dilakukan penanaman ,bedengan terlebih dahulu ditaburi pupuk dasar (bio urin)
kemudian didiamkan selama 3 hari 3malam kemudian dilakukan penanaman. Proses
penanaman dilakukan dengan menanam satu bibit tanaman sawi setiap satu lobang
pada bedengan.
e.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting
sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada
musim, bila musim penghujan tidak dilakukan proses penyiraman,pada musim
kemarau penyiraman dilakukan dengan menggunakan springkle 1-2 kali sehari. Selain
penyiraman juga dilakukan penyemprotan pestisida dengan frekuensi 1 kalidalam
satu minggu pada musi kemarau dan 1 kali dalam 4 hari pada musim hujan.
f.
Panen
Pemanenan tanaman sawi dilakukan
pada umur 90 hari dengan memotng pada pangkal batang secara manual yaitu
menggunakan pisau yang tajam.
g.
Pascapanen
Proses pasca panen dilakukan dengan
pendistribusian secara langsung tanaman yang telah dipanen. Tanaman sawi
tersebut didistibusikan di daerah sekitar
seperti Makassar dan di luar pulau seperti Kalimantan, NTT,
Monokwari/Papua.Untuk pendistribusian di luar pulau, terlebih dahulu dilakukan
pengemasan dengan surat kabar/koran agar dapat bertahan lama sampai ke tujuan.
C. Budidaya Tanaman Kentang
Tanaman kentang
tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh di sembarang tempat. Maka dari
itu, kalau ingin sukses dan meraih keuntungan yang besar, termasuk mengurangi
kerugian atau kegagalan, harus memperhatikan lingkungan yang disenangi tanaman
ini. Memilih lokasi yang tepat sangatlah dianjurkan, sebelum memulai menanam
sesuatu jenis tanaman. Teknis penanaman yang benar belum menjamin keberhasilan
usaha, keberhasilan itu masih harus didukung dengan kondisi lingkungan yang
cocok. Sehingga ada ungkapan dikalangan jago-jago pertanian, yaitu “klimatic determines what crops we can
growth,weather determines the yield we can get.”. Artinya kira-kira:
tanaman yang diusahakan ditentukan oleh
iklim setempat, sedangkan hasil yang dicapai ditentukan oleh cuaca selama
tanaman itu ditanam ( Setiadi Surya Fitri,1993:18-19 ) .
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga
menjadi komoditi penting. Untuk itulah dibutuhkan penanganan yang lebih baik
dalam penanaman dan pemeliharaannya. Syarat pertumbuhan, kentang ditanam pada
iklim yang curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari,
suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m
dpl. Kemudian mempunyai struktur tanah yang remah, gembur, banyak mengandung
bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH
antara 5,8-7,0.
Tanaman kentang memiliki berbagai macam varietas, namun yang dibudidayakan
di daerah Malino adalah varietas Granola. Hal ini karena varietas ini cocok
tumbuh diaerah Malino karena tidak mengandung terlalu banyak air serta sesuai
dengan permintaan konsumen.
1.
Syarat Pertumbuhan
a.
Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun
sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin
kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan
tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama
penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu
optimal untuk pertumbuhan adalah 18-210C. Pertumbuhan umbi akan
terhambat apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 300C.
Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang
terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit,
terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b.
Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman
kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik,
berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang
baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki
sifat ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan
pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0,
tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok
ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH
sekitar 7.
c.
Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran
tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.
Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang
dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
2.
Teknis
Budidaya
a.
Pembibitan
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji botani.
Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat dan berasal
dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi bibit berasal dari umbi
produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas
unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai
generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam. Penanaman dapat
dilakukan tanpa atau dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4
potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan
POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
b.
Pengolahan Media Tanah
Lahan
dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan
pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu
sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang
ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada
lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah
erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi
30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat
diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak
bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
c.
Teknik Penanaman
1)
Pemupukan Dasar
a)
Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha,
kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada
permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah
bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b)
Pupuk organik berupa SP-36=400kg/ha
2)
Cara Penanaman
Bibit yang
diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan
anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram. Jarak tanaman tergantung
varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm. Waktu
tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan
memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau.
Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang
tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam,
ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh
sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam
di dataran medium.
d.
Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman.
Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman
merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi.
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik
tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.
2)
Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan
dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal
dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis
yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
3)
Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah
terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk
pembentukan umbi dan pembungaan.
4)
Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330
kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan
pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
a)
Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.
b)
Pupuk anorganik
(1)
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari
setelah tanam 165/365 kg.
(2)
SP-36: saat tanam 400 kg.
(3)
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah
tanam 100 kg.
(4)
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai
anjuran.
Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang
tanaman kentang.
5)
Pengairan
Tanaman
kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara
rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban
tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah
cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan
gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20
menit).
e.
Hama dan Penyakit
1)
Hama
a)
Ulat grayak (Spodoptera
Litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan
hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang
telah ditempeli telur; (2) kimia dengan Azordin,
Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b)
Kutu daun (Aphis
Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat
menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan
membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c)
Orong-orong (Gryllotalpa
Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda.
Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian:
menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
d)
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan
seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi
yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian
umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux
25 EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.
e)
Hama trip ( Thrips
tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya
berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari
ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara
memangkas bagian daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon,
Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
2)
Penyakit
a)
Penyakit busuk daun (Phytopthora infestans mont de Barry)
Penyebab: jamur Phytopthora infestans.
Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu
bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai
hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya
daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP
dan lain-lain.
b)
Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E. F. Smith)
Penyebab: bakteri Pseudomonas
solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun
tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi
kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan
bakterisida, Agrimycin atu Agrept 25 WP.
c)
Penyakit busuk umbi (Colleotrichum coccodes)
Penyebab: jamur Colleotrichum
coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada
bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara
pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
d)
Penyakit fusarium (Fusarium
sp)
Penyebab: jamur Fusarium sp.
Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu.
Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk
melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan
menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian
kimia dengan Benlate.
e)
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani.
Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering. Gejala:
daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat
tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak
beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran tanaman.
f)
Penyakit karena virus
Virus yang
menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll
Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik
atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A
(PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato
Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat
serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak
menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus
dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii
dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda.
Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan
pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan
peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan
pergiliran tanaman.
f.
Panen
1)
Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung
varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari;
varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik
tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah
berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen
kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas
bila digosok dengan jari.
2)
Cara Panen
Waktu
memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan
dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut:
cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan
menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh.
Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
g.
Pascapanen
1)
Penyortiran dan Penggolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena
penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat.
Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung varitas).
2)
Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan
tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari
bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.
3)
Pengemasan dan Pengangkutan
Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas
harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi
benturan selama pengangkutan.
4)
Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan
kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih
dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan
perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat
dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras
kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi
selain itu juga akan menarik konsumen.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi laporan
kegiatan kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1.
Dasar-dasar budidaya tanaman kubis, sawi dan kentang
meliputi:syarat pertumbuhan tanaman (iklim dan ketinggian tempat) dan teknik
budidaya tanaman yang terdiri dari penyemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan
dan pascapanen.
2.
Budidaya tanaman kubis, sawi dan kentang dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya suhu, intenstas cahaya, ketinggian tempat, curah
hujan dan pH tanah.
B. Saran
Agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal dalam membudidayakan tanaman kubis, sawi, maupun kentang hendaknya:
1.
Memperhatikan dasar-dasar budidaya tanaman kubis, ,sawi
maupun kentang yang benar sesuai teknik budidaya.
2.
Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kubis, sawi, maupun kentang.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdilbarr, Abu. 2012. Menanam Kol, (on line). (http://petanirumahan.net, diakses 20 November 2014).
Arif, Arifin. 2014. Budidaya Tanaman Kol, (on line). (http://rachmatsibali.blogspot.com/2014/06/vbehaviorurldefaultvmlo_4470.html,diakses 20 November 2014).
Fitri,Surya Setiadi.1993.Kentang Varietas dan Pembudidayaan, (on line).
Margiyanto,Eko.2008.Budidaya Tanaman Sawi, (on line).
(http:/zuldesains.wordpress.com,
diakses 20 Novenber 2014).
LAMPIRAN

Gambar 1. Budidaya Tanaman Kubis.

Gambar 2. Budidaya Tanaman Kentang

Gambar 3. Budidaya Tanaman Sawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar