Rabu, 11 Maret 2015

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI



Mata Kuliah    :Dasar-Dasar Budidaya Tanaman      
Dosen              :Dr.Patang, S.Pi., M.Si


LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG (FIELD TRIP)








OLEH:
NURMILA
1327041024
A




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
HALAMAN ASISTENSI
No
Hari/Tanggal
Keterangan
Paraf





                                                                                    Makassar, 20 November 2014
Mengetahui,
Asisten Mata Kuliah                                                               Mahasiswa

HILMATURRIFQI  YJ                                                       NURMILA
NIM: 1227040011                                                                  NIM:1327041024

Menyetujui,
Dosen pendamping.

Dr.PATANG, S.Pi., M.Si
NIP:196910132000031001

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis  panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.   Terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Dr. Patang, S.Pi., M.Si. karena beliau,penulis mendapat kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah penulis kunjungi sebelumnya. Terima kasih kepada asisten mata kuliah ini yang telah meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan kepada penulis saat kunjungan maupun pada saat menyelesaikan laporan ini. Serta, terima kasih pula atas partisipasi dari teman-teman mahasiswa sekalian, yang telah mau berpartisipasi dalam kegiatan ini, hingga dalam proses pembuatan laporan Dasar-Dasar Budidaya Tanaman.
Laporan kunjungan industri ini dibuat untuk menambah pengetahuan khususnya tentang dasar-dasar budidaya tanaman kentang, sawi, dan kubis serta penerapannya di lapangan. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih banyak kesalahan, sehingga penulis senangtiasa mengharap dan menunggu kritikan dan saran dari para pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.

                                                                        Makassar,20 November 2014

                                                                        Penulis






DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ і
HALAMAN ASISTENSI.................................................................................... іі
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ііі
DAFTAR ISI........................................................................................................ іѵ
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ѵ
BAB I PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang................................................................................... 1
B.            Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C.            Tujuan................................................................................................. 2
D.           Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II METODOLOGI
A.           Waktu dan Tempat............................................................................. 3
B.            Alat dan Bahan.................................................................................. 3
C.            Prosedur Kerja.................................................................................... 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           Budidaya Tanaman Kubis.................................................................. 5
B.            Budidaya Tanaman Sawi................................................................... 8
C.            Budidaya Tanaman Kentang.............................................................. 11
BAB IV PENUTUP
A.           Kesimpulan......................................................................................... 20
B.            Saran................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21
LAMPIRAN......................................................................................................... 22
           





DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Budidaya Tanaman Kubis................................................................... 24
Gambar 2. Budidaya Tanaman Kentang............................................................... 24
Gambar 3. Budidaya Tanaman Sawi..................................................................... 2

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi persoalan akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi berbagai sistem. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha untuk menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi. Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.
Kunjungan industri ini dimaksudkan agar dapat mengetahui dan melihat langsung berbagai kegiatan pada tempat-tempat yang dikunjungi . Kunjungan ini merupakan kegiatan kunjungan mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar yang berlokasi di dua tempat yaitu di kota Makasssar dan Malino. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan para mahasiswa dapat menambah wawasan dalam mempelajari seluk beluk dalam bidang pertanian terutama yang berkaitan dengan dasar-dasar budidaya tanaman sehingga dapat menggugah motivasi mahasiswa dalam mempelajari berbagai bidang ilmu yang diterima dari luar kampus.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1.        Bagaimanakah dasar-dasar budidaya tanaman kubis, tanaman sawi, dan tanaman kentang?
2.        Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman kentang?
C.      Tujuan
Adapun tujuan dari kunjungan industri ini diantaranya sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui dasar-dasar budidaya tanaman kubis, tanaman sawi dan tanaman kentang.
2.        Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman kentang.
D.      Manfaat
            Adapun manfaat dari kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1.        Kita dapat melihat secara langsung dasar-dasar budidaya tanaman kubis, tanaman sawi dan tanaman kentang di lapangan.
2.        Menambah wawasan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kubis, tanaman sawi, tanaman kentang.










BAB II
METODOLOGI
A.      Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kunjungan industri adalah sebagai berikut:
1.        Waktu
Rincian waktu pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.         Minggu, 09 November 2014. Jam 09.00-10.00 WITA kami berkunjung ke kebun tanaman kubis.
b.        Minggu, 09 Novenber 2014. Jam 09.00-10.00 WITA kami berkunjung ke kebun tanaman sawi.
c.         Minggu, 09 November 2014. Jam 10.00 WITA kami berkunjung ke kebun tanaman kentang.
2.        Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah:
a.         Kebun Tanaman Kubis di Malino
b.        Kebun Tanaman Sawi di Malino.
c.         Kebun Tanaman Kentang di Malino.
B.       Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kunjugan industri adalah sebagai berikut:
1.        Buku
2.        Pulpen
3.        Camera
4.        Microfon
5.        Baju lapangan
6.        Bus

C.      Prosedur Kerja
Berikut prosedur kerja yang dilaksanakan dalam kegiatan kunjungan industri diantaranya:
1.        Kunjungan ke kebun tanaman kubis, setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian menerima materi dari pengelola kebun tanaman kubis sambil melihat tanaman kubis yang ada.
2.        Kunjungan ke kebun tanaman sawi, setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian menerima materi dari pengelola kebun tanaman sawi sambil melihat tanaman sawi yang ada.
3.        Kunjungan ke kebun tanaman kentang, setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian menerima materi dari pengelola kebun tanaman kentang sambil melihat tanaman kentang yang ada dan proses pemanenan tanaman kentang yang dilakukan oleh beberapa pekerja.
















BAB III
PEMBAHASAN
A.      Budidaya Tanaman Kubis
Tanaman kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno. Mulanya kubis merupakan tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh liar di sepanjang pantai laut Tengah, di karang-karang pantai Inggris, Denmark dan pantai Barat Prancis sebelah Utara. Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira abad ke-9 dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia abad ke-16 atau17. Pada awalnya kubis ditanam untuk diambil bijinya.
1.        Syarat Pertumbuhan Tanaman Kubis
Ada beberapa syarat pertumbuhan tanaman kubis diantaranya sebagai berikut:
a.         Iklim
1)        Angin
Pengaruh angin dirasakan pada evaporasi lahan dan evapotranspirasi tanaman. Laju angin yang tinggi dalam waktu lama (kontinyu) mengakibatkan keseimbangan kandungan air antara tanah dan udara terganggu, tanah kering dan keras, penguraian bahan-bahan organik terhambat, unsur hara berkurang dan menimbulkan racun akibat tidak ada oksidasi gas-gas beracun di dalam tanah.
2)        Curah Hujan
Disebutkan jumlah curah hujan 80% dari jumlah normal (30 cm) memberikan hasil rata-rata 12% dibawah rata-rata normal.


3)        Intensitas Cahaya
Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan naungan untuk mencegah cahaya matahari langsung yang membahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
4)        Suhu
Tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10-240C dengan suhu optimum 170C. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan dingin (minus 6-100C), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak kecuali kubis berdaun kecil (<3> 9), merupakan racun bagi akar-akar tanaman.
5)        Kandungan Air Tanah
Kandungan air tanah yang baik adalah pada kandungan air tersedia, yaitu pF antara 2,5 - 4. Dengan demikian lahan tanaman kubis memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase).
b.        Ketinggian Tempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200-2000 m dpl. Untuk varietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000-2000 m dpl.
2.        Teknik Budidaya Tanaman Kubis
a.         Persiapan Lahan
Lakukan pengolahan tanah dengan traktor maupun  manual dengan cangkul sedalam 20-30 cm. Buat bedengan membujur dari  Barat ke Timur dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan  sebaiknya tidak lebih 15 m. Jarak antara bedengan 40 cm.
b.        Penyemaian
Tanaman kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih dahulu dengan  ditabur dalam barisan /bedengan berukuran 1m. Dalam penyemaian dilakukan proses penambahan air gula (200 liter air untuk 1 liter gula).
c.         Penanaman
Bibit kubis yang telah berumur 1 bulan (berdaun 4-5 helai) dipindahkan ke bedengan  dengan jarak tanaman 40 x 40 cm. Tiap lubang ditanamkan 1 biji  bibit kubis. Sistem penanaman dilakukan dengan garitan (baris).
d.        Pemeliharaan
1)        Penyiraman
Penyiraman pada musim kemarau dilakukan dengan menggunakan springkle 1-2 kali sehari. Pada saat turun hujan tidak dilakukan penyiraman pada tanaman.
2)        Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk dasar (bio urin) di setiap lobang pada bedengan 3 hari 3 malam sebelum dilakukan penanaman. Selain itu, juga dilakukan penyemprotan pupuk daun (atonik, lower).
3)        Pengendalian Hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah ulat-ulat kecil (Plutella maculipennis) yang menyerang pucuk, dikendalikan dengan penyemprotan insektisida (pencampuran insektisida) dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida (cadilac dan sasimox) yang dilakukan sekali seminggu pada musim kemarau dan satu kali dalam 4 hari pada musim hujan.
e.         Pemanenan
Tanaman kubis dipanen pada umur 90 hari. Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik (sudah keras). Proses pemanenan dilakukan dengan menebang /memotong pada bagian pangkal batang.Untuk lebih tahan lama maka dipanen dengan daun-daun  yang sudah tua.
f.         Pascapanen
Setelah dipanen, kubis langsung didistribusikan ke konsumen baik dalam daerah (Makassar) maupun diluar daerah/pulau. Kubis ini biasanya dikirim ke Kaltim, NTT, Monokwari/Papua. Agar kubis dapat bertahan sampai ke daerah tujuan, dilakukan pengemasan dengan surat kabar/ koran kemudian dimasukkan dalam kardus.
B.       Budidaya Tanaman Sawi
Tanaman sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
1.        Syarat Tumbuh
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
2.        Teknik Budidaya
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.
a.         Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. Kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
b.        Pengolahan Tanah
Lakukan pengolahan tanah dengan traktor maupun secara dengan cangkul sedalam 20-30 cm. Buat bedengan membujur dari  Barat ke Timur dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan. Jarak antara bedengan 40 cm.
c.         Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm. Cara melakukan pembibitan ialah benih ditabur diatas bedengan yang telah disiapkan, setelah berumur 1 bulan sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
d.        Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Sebelum dilakukan penanaman ,bedengan terlebih dahulu ditaburi pupuk dasar (bio urin) kemudian didiamkan selama 3 hari 3malam kemudian dilakukan penanaman. Proses penanaman dilakukan dengan menanam satu bibit tanaman sawi setiap satu lobang pada bedengan.
e.         Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan tidak dilakukan proses penyiraman,pada musim kemarau penyiraman dilakukan dengan menggunakan springkle 1-2 kali sehari. Selain penyiraman juga dilakukan penyemprotan pestisida dengan frekuensi 1 kalidalam satu minggu pada musi kemarau dan 1 kali dalam 4 hari pada musim hujan.
f.         Panen
Pemanenan tanaman sawi dilakukan pada umur 90 hari dengan memotng pada pangkal batang secara manual yaitu menggunakan pisau yang tajam.
g.        Pascapanen
Proses pasca panen dilakukan dengan pendistribusian secara langsung tanaman yang telah dipanen. Tanaman sawi tersebut didistibusikan di daerah sekitar  seperti Makassar dan di luar pulau seperti Kalimantan, NTT, Monokwari/Papua.Untuk pendistribusian di luar pulau, terlebih dahulu dilakukan pengemasan dengan surat kabar/koran agar dapat bertahan lama sampai ke tujuan.
C.      Budidaya Tanaman Kentang
Tanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh di sembarang tempat. Maka dari itu, kalau ingin sukses dan meraih keuntungan yang besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus memperhatikan lingkungan yang disenangi tanaman ini. Memilih lokasi yang tepat sangatlah dianjurkan, sebelum memulai menanam sesuatu jenis tanaman. Teknis penanaman yang benar belum menjamin keberhasilan usaha, keberhasilan itu masih harus didukung dengan kondisi lingkungan yang cocok. Sehingga ada ungkapan dikalangan jago-jago pertanian, yaitu “klimatic determines what crops we can growth,weather determines the yield we can get.”. Artinya kira-kira: tanaman yang diusahakan  ditentukan oleh iklim setempat, sedangkan hasil yang dicapai ditentukan oleh cuaca selama tanaman itu ditanam ( Setiadi Surya Fitri,1993:18-19 ) .
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. Untuk itulah dibutuhkan penanganan yang lebih baik dalam penanaman dan pemeliharaannya. Syarat pertumbuhan, kentang ditanam pada iklim yang curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Kemudian mempunyai struktur tanah yang remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
Tanaman kentang memiliki berbagai macam varietas, namun yang dibudidayakan di daerah Malino adalah varietas Granola. Hal ini karena varietas ini cocok tumbuh diaerah Malino karena tidak mengandung terlalu banyak air serta sesuai dengan permintaan konsumen.
1.        Syarat Pertumbuhan
a.         Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-210C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 300C. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b.        Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7.
c.         Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
2.        Teknis Budidaya
a.         Pembibitan
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam. Penanaman dapat dilakukan tanpa atau dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
b.        Pengolahan Media Tanah
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
c.         Teknik Penanaman
1)        Pemupukan Dasar
a)        Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b)        Pupuk organik berupa SP-36=400kg/ha
2)        Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram. Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm. Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
d.        Pemeliharaan Tanaman
1)        Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.
2)        Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
3)        Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
4)        Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
a)        Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.
b)        Pupuk anorganik
(1)     Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg.
(2)     SP-36: saat tanam 400 kg.
(3)     KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg.
(4)     Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.
5)        Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
e.         Hama dan Penyakit
1)        Hama
a)        Ulat grayak (Spodoptera Litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b)        Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c)        Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
d)       Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.
e)        Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
2)        Penyakit
a)        Penyakit busuk daun (Phytopthora infestans mont de Barry)
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.
b)        Penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E. F. Smith)
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida, Agrimycin atu Agrept 25 WP.
c)        Penyakit busuk umbi (Colleotrichum coccodes)
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
d)       Penyakit fusarium (Fusarium sp)
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.
e)        Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran tanaman.
f)         Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
f.         Panen
1)        Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
2)        Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
g.        Pascapanen
1)        Penyortiran dan Penggolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung varitas).



2)        Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.
3)        Pengemasan dan Pengangkutan
Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
4)        Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi selain itu juga akan menarik konsumen.














BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi laporan kegiatan kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1.        Dasar-dasar budidaya tanaman kubis, sawi dan kentang meliputi:syarat pertumbuhan tanaman (iklim dan ketinggian tempat) dan teknik budidaya tanaman yang terdiri dari penyemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pascapanen.
2.        Budidaya tanaman kubis, sawi dan kentang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, intenstas cahaya, ketinggian tempat, curah hujan dan pH tanah.
B.       Saran
Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam membudidayakan tanaman kubis, sawi, maupun kentang hendaknya:
1.        Memperhatikan dasar-dasar budidaya tanaman kubis, ,sawi maupun kentang yang benar sesuai teknik budidaya.
2.        Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kubis, sawi, maupun kentang.
                     








DAFTAR PUSTAKA
Abdilbarr, Abu. 2012. Menanam Kol, (on line). (http://petanirumahan.net, diakses 20 November 2014).
Arif, Arifin. 2014. Budidaya Tanaman Kol, (on line). (http://rachmatsibali.blogspot.com/2014/06/vbehaviorurldefaultvmlo_4470.html,diakses 20 November 2014).
Fitri,Surya Setiadi.1993.Kentang Varietas dan Pembudidayaan, (on line).
          (http://professorkentang.blogspot.com, diakses 13 November 2014).
Margiyanto,Eko.2008.Budidaya Tanaman Sawi, (on line).
          (http:/zuldesains.wordpress.com, diakses 20 Novenber 2014).






















LAMPIRAN

Gambar 1. Budidaya Tanaman Kubis.
Gambar 2. Budidaya Tanaman Kentang
http://alamtani.com/wp-content/uploads/2013/01/budidaya-selada.jpg
Gambar 3. Budidaya Tanaman Sawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar