Rabu, 11 Maret 2015

LAPORAN FIELD TRIP



Dosen :Dr.Patang,S.Pi.,M.Pi
M.K    :Agroklimatologi


LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI (FIELD TRIP)




OLEH


NURMILA
1327041024
PTP A



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014




HALAMAN ASISTENSI
No
Perbaikan
Paraf




                                                                                    Makassar,20 November 2014
Mengetahui,
Asistem M.K                                                               Penulis

Haerul Iskandar                                                          Nurmila
Nim:1227041026                                                        Nim:1327041024


Menyetujui,
Dosen pendamping.

Dr.Patang,S.Pi.,M.Pi
Nip:196910132000031001

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis  panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.   Terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Dr. Patang, S.Pi,M.Pi. karena beliau, penulis mendapat kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah penulis kunjungi sebelumnya. Terima kasih kepada asisten mata kuliah ini yang telah meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan kepada penulis saat kunjungan maupun pada saat menyelesaikan laporan ini.Serta,terima kasih pula atas partisipasi dari teman-teman mahasiswa sekalian, yang telah mau berpartisipasi dalam kegiatan ini, hingga dalam proses pembuatan laporan Agroklimatologi.
Laporan kunjungan industri ini penulis buat untuk menmbah pengetahuan khususnya tentang agroklimatologi dan penerapannya di lapangan.Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari keempurnaan karena masih banyak kesalahan ,sehingga kami senangtiasa mengharap dan menunggu krikan dan saran dari para pembaca untuk perbaikan laporan di masa yang akan datang.

                                                               Makassar,20 November 2014

                                                               Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN ASISTENSI................................................................................... іі
KATA PENGANTAR....................................................................................... ііі
DAFTAR ISI....................................................................................................... іѵ
BAB I.PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang............................................................................................. 1
B.            Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.            Tujuan dan Kegunaan.................................................................................. 2
BAB II.METODOLOGI
A.           Waktu dan Tempat...................................................................................... 3
B.            Alat dan Bahan............................................................................................ 3
C.            Prosedur Kerja............................................................................................. 4
BAB III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)............................ 5
B.            Budidaya Tanaman Kentang....................................................................... 8
C.            Peternakan Sapi Perah................................................................................. 17
BAB IV.PENUTUP
A.           Kesimpulan ................................................................................................. 19
B.            Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
LAMPIRAN........................................................................................................ 22

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Klimatologi didefinisikan sebagai ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat berbeda dan bagaimana kaitan antara iklim dan aktivitas manusia. Iklim sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat  iklim bisa menentukkan jenis-jenis  tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Oleh karena itu, stasiun klimatologi sangat diperlukan untuk melayani informasi cuaca dan iklim pada suatu daerah dan juga untuk membantu para petani. Pada prakteknya kaum petani sangat membutuhkan suatu acuan untuk bercocok tanam karena sangat bergantung pada perjudian dengan alam. Hasil pertanian akan bagus jika alam memberi daya dukung yang bagus pula. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman tentang ilmu agroklimatolaogi untuk membuat para petani menghasilkan  pangan yang berlimpah dan berkualaitas untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
Kegiatan kunjungan industri ini merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah yang diprogram untuk dapat langsung terjun ke lapangan agar dapat mengetahui dan melihat langsung berbagai kegiatan yang dilakukan pada tempat-tempat yang dikunjungi.
Kunjungan industri ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat menambah wawasannya  dan pengalaman dalam mengasah skill dan keterampilan dalam mempelajari seluk beluk dalam bidang pertanian, sehingga dapat menggugah motivasi mahasiswa untuk mau terjun langsung sebagai penggerak maupun pelaku untuk mengembangkan dunia pertanian di Indonesia semakin lebih baik lagi  maupun dalam mempelajari berbagai bidang ilmu yang diterima dari luar kampus.
B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1.             Bagaimanakah peran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bagi dunia pertanian?
2.             Bagaimanakah iklim dan cuaca mempengaruhi budidaya tanaman kentang?
3.             Bagaimanakah pengaruh cuaca dan iklim terhadap peternakan sapi perah?
C.           Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dan kegunaan dilaksanakannya kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1.             Tujuan
Adapun tujuan dari kunjungan industri diantaranya sebagai berikut:
a.              Untuk mengetahui peran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bagi dunia pertanian.
b.             Untuk menegtahui iklim dan cuaca yang mempengaruhi budidaya tanaman kentang.
c.              Untuk menegtahui pengaruh cuaca dan iklim terhadap peternakan sapi perah.
2.             Kegunaan
Adapun kegunaan dari kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
a.              Kita dapat mendapat informasi secara langsung tentang peran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bagi dunia pertanian.
b.             Kita dapat melihat dan mengetahui iklim dan cuaca yang mempengaruhi budidaya tanaman kentang secara langsung di lapangan.
c.              Kita dapat melihat secara langsung pengaruh cuaca dan iklim terhadap peternakan sapi perah sehingga menambah waawasan tentang peternakan sapi perah.
BAB II
METODOLOGI
A.           Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.             Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.              Jumat, 07 November 2014. Jam 07.15-09.30 WITA kami berkunjung ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
b.             Minggu, 09 November 2014. Jam 09.00-12.00 WITA kami berkunjung ke kebun tanaman kentang di Malino.
c.              Minggu, 09 N0vember 2014. Jam 09.00-12.00 WITA kami berkunjung ke peternakan sapi perah di Malino.
2.             Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
a.              Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Makassar.
b.             Kebun tanaman kentang di Malino.
c.              Peternakan sapi perah di Malino.
B.            Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan kunjungan industri adalah sebagai berikut:
1.             Buku
2.             Pulpen
3.             Microfon
4.             Camera
5.             Bus
6.             Baju lapangan

C.           Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.             Kunjungan ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis,kemudian menerima materi dari perwakilan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di dalam ruang pelayanan jasa.
2.             Kunjungan ke kebun tanaman kentang, setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian menerima materi dari pengelolah kebun tanaman kentang dengan melihat langsung tanaman kentang yang ada serta proses pemanenan tanaman kentang.
3.             Kunjungan ke peternakan sapi perah, setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis serta menerima materi dari pengelolah peternakan sapi perah secara langsung dalam kandang peternakan sapi perah.
















BAB IV
PEMBAHASAN
A.           Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang memiliki tugas, fungsi,  tujuan Metorologi Klimatologi dan Geofisika serta peran bagi dunia pertanian seperti yang dibahas berikut ini.
1.             Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan fungsi:
a.              Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
b.             Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
c.              Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
d.             Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
e.              Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
f.              Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.
g.             Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
h.             Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
i.               Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
j.               Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
k.             Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
l.               Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
m.           Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
n.             Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
o.             Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
p.             Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
q.             Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
r.               Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.


2.             Tujuan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Tujuan Rencana Strategis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diarahkan untuk mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan pemikiran konseptual analitis, realitis, rasional dan komprehensif dan perwujudan pembangunan dalam langkah-langkah yang sistemik dan bertahap dalam suatu perencanaan yang bersifat strategis (http://bangkusekolah-id.blogspot.com).
3.             Peran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bagi Dunia Pertanian
Awalnya, petani Indonesia masih mengandalkan cara tradisional dalam memprediksi kondisi cuaca dan iklim yang akan terjadi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman petani Indonesia kini telah berkembang dalam menentukan kondisi cuaca dan iklim, dengan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Apalagi dengan kondisi alam yang saat ini tidak menentu, maka Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sangatlah berperan penting terhadap informasi yang akan diberikan kepada petani-petani Indonesia, agar petani Indonesia tidak menderita kerugian yang banyak, dikarenakan oleh faktor cuaca yang tidak mendukung.
Misalnya saja, pada musim hujan yang biasanya terjadi pada bulan September-Februari dan musim kemarau pada bulan Maret-Agustus. Namun, saat ini sudah sangat sulit memprediksikan kapan waktu itu akan terjadi, terkadang petani kita, memprediksikan bulan ini merupakan musin hujan, namun ternyata, prediksi dari para petani itu salah atau boleh dibilang kurang tepat.
Ruang pelayanan jasa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengolah data pengamatan seluruh indonesia, dikumpulkan, dianalisis, sehingga dapat disimpulkan prakiraan cuaca, musim dan lain-lain. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibantu oleh dua alat bantu yaitu radar cuaca dan radar satelit. Beberapa faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim diantaranya: Radiasi matahari: distribusi darat dan air, ketinggian tempat, massa udara, sel tekanan tinggi/rendah dan arus laut. Beberapa alat pendukung yang ada di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diantaranya:
a.              Automatic Wheater Station (AWS) mengukur cahaya secara otomatis seperti thermometer, sikrometer, dan lain-lain.
b.             Agroclimate Automatic Wheater Station (AAWS) mengukur suhu tanah sampai 1cm.
c.              Automatic Rain Gauge (ARG) mengukur hujan secara otomatis.        
d.             Radar cuaca, memantau kondisi awan dari bawah selama 10 menit sekali seperti lebar, tinggi, tekanan dan lain-lain.
e.              Satelit,memantau cuaca dari atas selama 1 jam sekali.
Automatic Wheater Station (AAWS) sangat membantu petani dalam melakukan aktivitasnya dimana dengan Automatic Wheater Station (AAWS), petani dapat mengetahui suhu tanah sehingga dapat mengetahui jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada tanah tersebut.
B.            Budidaya Tanaman Kentang
Tanaman kentang tergolong jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh di sembarang tempat. Makanya, kalau ingin sukses dan meraih keuntungan yang besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan, harus memperhatikan lingkungan yang disenangi tanaman ini. Memilih lokasi yang tepat sangatlah dianjurkan, sebelum memulai menanam sesuatu jenis tanaman. Teknis penanaman yang benar belum menjamin keberhasilan usaha, keberhasilan itu masih harus didukung dengan kondisi lingkungan yang cocok. Sehingga ada ungkapan dikalangan jago-jago pertanian, yaitu “klimatic determines what crops we can growth,weather determines the yield we can get.”. Artinya kira-kira: tanaman yang diusahakan  ditentukan oleh iklim setempat, sedangkan hasil yang dicapai ditentukan oleh cuaca selama tanaman itu ditanam (Fitri,Surya Setiadi,1993).
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. Untuk itulah dibutuhkan penanganan yang lebih baik dalam penanaman dan pemeliharaannya. Syarat pertumbuhan, kentang ditanam pada iklim yang curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl, Kemudian mempunyai struktur tanah yang remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
1.             Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang
Syarat pertumbuhan tanaman kentang adalah sebagai berikut:
a.             Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-210C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 300C. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan (Chantalakhana dan Skunmun dalam Sientji,2003).
b.             Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah.Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7.
c.              Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
2.             Teknis Budidaya
Adapun beberapa teknik budidaya tanaman kentang adalah sebagai berikut:
a.             Pembibitan
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan bukan biji botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam. Penanaman dapat dilakukan tanpa atau dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
b.             Pengolahan Media Tanah
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
c.              Teknik Penanaman
Teknik penanaman kentang yang baik adalah sebagai berikut:
1)             Pemupukan Dasar
a)             Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b)             Pupuk organik berupa SP-36=400kg/ha.
2)             Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram.Jarak tanaman tergantung varietas. Dimana dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm. Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium (http://bataviareolad.wordpress.com).
d.             Pemeliharaan Tanaman
Untuk memperoleh hasil yang maksimal perlu dilakukan pemeliharan tanaman diantaranya sebagai berikut:
1)             Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.
2)             Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.



3)             Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
4)             Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
a)             Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.
b)             Pupuk anorganik
(1)          Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg.
(2)          SP-36: saat tanam 400 kg.
(3)          KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg.
(4)          Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.
5)             Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).




e.              Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang adalah sebagai berikut:
1)             Hama
Hama yang sering menyerang tanaman kentang diantaranya adalah sebagai berikut:
a)             Ulat grayak (Spodoptera Litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b)             Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c)             Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
d)            Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene dan 5 SP, Lammnate L.
e)             Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
2)             Penyakit
Adapun beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman kentang adalah sebagai berikut:
a)             Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.
b)             Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida, Agrimycin atau Agrept 25 WP.
c)             Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
d)            Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.
e)             Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran tanaman.
f)              Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
f.              Panen
Proses pemanenan tanaman kentang adalah sebagi berikut:
1)             Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
2)             Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
g.             Pascapanen
Penanganan tanaman kentang setelah panen dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut:
1)             Penyortiran dan Penggolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung varitas).
2)             Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.
3)             Pengemasan dan Pengangkutan
Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
4)             Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi selain itu juga akan menarik konsumen.
C.           Peternakan Sapi Perah
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), serta anoa.Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia (Yousef dalam Sientji,2003).
1.             Faktor yang Mempengaruhi Peternakan Sapi Perah
Faktor-faktor dapat yang mempengaruhi peternakan sapi perah diantaranya sebagai berikut:
a.             Faktor Cuaca dan Iklim
Faktor cuaca dan iklim  sangat besar kaitannya pada peternakan, karena dalam bidang peternakan sangat banyak sekali yang bergantung kepada keadaan alam,diantaranya adalah, kelembaban, curah hujan, angin, suhu, topografi dan sebagainya.
1)             Kelembaban
Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan.
2)             Curah Hujan
Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak. Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak .
3)             Angin
Angin diturunkan oleh  pola tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas  atau daerah panas dan dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin  selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
4)             Suhu
Dalam bidang peternakan untuk menghasilkan hewan ternak yang bagus dan dapat memproduksi hasil ternak yang tinggi perlu memperhatikan bagaimana keadaan alam di daerah yang akan dijadikan kandang untuk ternak, yang pertama adalah suhu tempat di daerah tersebut apakah suhunya panas atau dingin, karena suhu dapat mempengaruhi produksi hewan ternak.
5)             Topografi
Topografi pada suatu tempat jika ingin membuat kandang untuk ternak tentu sangat penting, pada daerah yang tinggi hewan yang diternakkan biasanya adalah sapi, kerbau, kuda, domba, dan hewan ternak lainnya yang biasa hidup di daerah dingin.





BAB IV
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1.             Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berperan penting bagi dunia pertanian. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi kepada para petani tentang terjadinya perubahan iklim sehingga petani dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat tumbuh sesuai dengan perubahan iklim. Dengan demikian, petani dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
2.             Iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap budidaya tanaman kentang. Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan tanaman kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya tanaman kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
3.             Produktivitas peternakan sapi perah sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Dalam bidang peternakan sangat banyak sekali yang bergantung kepada keadaan alam, diantaranya adalah, kelembaban, curah hujan, angin, suhu, topografi dan sebagainya. Dalam bidang peternakan untuk menghasilkan hewan ternak yang bagus dan dapat memproduksi hasil ternak yang tinggi perlu memperhatikan bagaimana keadaan alam di daerah yang akan dijadikan kandang untuk ternak.
B.            Saran
Setelah melakukan kunjungan industri di berbagai tempat di Makassar dan Malino, ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu sebagi berikut:
1.             Hendaknya pemerintah lebih memperhatikan alat pendukung di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk membantu proses kerja Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga petani dapat mengetahui perubahan iklim yang terjadi melalui pengamatan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
2.             Sebaiknya dalam meembudidayakan tanaman kentang, hendaknya memperhatikan terlebih dahulu iklim dan cuaca yang sesuai sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
3.             Sebaiknya peternak sapi perah lebih memperhatikan keadaan lingkungan peternakan sapi perah agar dapat diperoleh susu sapi perah yang lebih higienis.














DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Kondisi Iklim Indonesia dan Pengaruh Cuaca dan Iklim bagi Kehidupan. http://bangkusekolah-id.blogspot.com.Diakses tanggal 13 November 2014.
Anonim.2013.Cara Budidaya Tanaman Kentang. http://bataviareload.wordpress.com.Diakses tanggal 13 November 2014.
Chantalakhana dan Skunmun dalam Sientje. 2003. Pengaruh iklim dan cuaca terhadap dunia pertanian. http://maiwaseptian.blogspot.com. Diunduh tanggal 23 November 2014.
Fitri,Surya Setiadi. 1993. Kentang Varietas dan Pembudidayaan. http://professorkentang.blogspot.com. Diunduh tanggal 13 November 2014.
Yousef dalam Sientji.2003.Cara Budidaya Sapi Perah yang Benar. http://mimbarpeternakan.blogspot.com.Diunduh tanggal 13 November 2014.












LAMPIRAN
Gambar 1.Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG)
Gambar 2.Denah Alur Pembuatan Prakiraan Cuaca

Gambar 3.Budidaya Tanaman Kentang
Gambar 4.Proses Pemanenan Tanaman Kentang

Gambar 5.Peternakan Sapi Perah di Malino
Gambar 6.Alat Pemeras Susu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar