Dosen :Dr.Patang,S.Pi.,M.Pi
M.K :Agroklimatologi
LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI (FIELD TRIP)
OLEH
NURMILA
1327041024
PTP A
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2014
HALAMAN
ASISTENSI
No
|
Perbaikan
|
Paraf
|
|
|
|
Makassar,20
November 2014
Mengetahui,
Asistem
M.K Penulis
Haerul Iskandar Nurmila
Nim:1227041026 Nim:1327041024
Menyetujui,
Dosen
pendamping.
Dr.Patang,S.Pi.,M.Pi
Nip:196910132000031001
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT, karena atas berkat limpahan karuniaNyalah penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak
Dr. Patang, S.Pi,M.Pi. karena beliau, penulis mendapat kesempatan untuk
mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah penulis kunjungi sebelumnya. Terima
kasih kepada asisten mata kuliah ini yang telah meluangkan waktunya untuk
memberi bimbingan kepada penulis saat kunjungan maupun pada saat menyelesaikan
laporan ini.Serta,terima kasih pula atas partisipasi dari teman-teman mahasiswa
sekalian, yang telah mau berpartisipasi dalam kegiatan ini, hingga dalam proses
pembuatan laporan Agroklimatologi.
Laporan
kunjungan industri ini penulis buat untuk menmbah pengetahuan khususnya tentang
agroklimatologi dan penerapannya di lapangan.Penulis menyadari laporan ini masih
jauh dari keempurnaan karena masih banyak kesalahan ,sehingga kami senangtiasa mengharap
dan menunggu krikan dan saran dari para pembaca untuk perbaikan laporan di masa
yang akan datang.
Makassar,20
November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL
HALAMAN
ASISTENSI................................................................................... іі
KATA
PENGANTAR....................................................................................... ііі
DAFTAR ISI....................................................................................................... іѵ
BAB
I.PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.
Tujuan dan Kegunaan.................................................................................. 2
BAB
II.METODOLOGI
A.
Waktu dan Tempat...................................................................................... 3
B.
Alat dan Bahan............................................................................................ 3
C.
Prosedur Kerja............................................................................................. 4
BAB
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Badan Metorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG)............................ 5
B.
Budidaya Tanaman Kentang....................................................................... 8
C.
Peternakan Sapi Perah................................................................................. 17
BAB
IV.PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................. 19
B.
Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 21
LAMPIRAN........................................................................................................ 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Klimatologi didefinisikan sebagai
ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di
berbagai tempat berbeda dan bagaimana kaitan antara iklim dan aktivitas manusia.
Iklim sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan
jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu
terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir
musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah
untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Oleh karena itu, stasiun klimatologi sangat diperlukan untuk melayani informasi cuaca dan
iklim pada suatu daerah dan juga
untuk membantu para petani. Pada prakteknya kaum petani sangat membutuhkan suatu acuan untuk bercocok
tanam karena sangat bergantung pada perjudian dengan alam. Hasil pertanian akan
bagus jika alam memberi daya dukung yang bagus pula. Oleh karena itu dibutuhkan
pemahaman tentang ilmu agroklimatolaogi untuk membuat para petani
menghasilkan pangan yang berlimpah dan
berkualaitas untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
Kegiatan
kunjungan industri ini merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah yang
diprogram untuk dapat langsung terjun ke lapangan agar dapat mengetahui dan
melihat langsung berbagai kegiatan yang dilakukan pada tempat-tempat yang
dikunjungi.
Kunjungan
industri ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat menambah wawasannya dan pengalaman dalam mengasah skill dan keterampilan dalam mempelajari
seluk beluk dalam bidang pertanian, sehingga dapat menggugah motivasi mahasiswa
untuk mau terjun langsung sebagai penggerak maupun pelaku untuk mengembangkan
dunia pertanian di Indonesia semakin lebih baik lagi maupun dalam mempelajari berbagai bidang ilmu
yang diterima dari luar kampus.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah peran Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) bagi dunia pertanian?
2.
Bagaimanakah iklim dan cuaca mempengaruhi budidaya
tanaman kentang?
3.
Bagaimanakah pengaruh cuaca dan iklim terhadap
peternakan sapi perah?
C.
Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dan kegunaan dilaksanakannya kunjungan industri ini adalah sebagai
berikut:
1.
Tujuan
Adapun tujuan dari kunjungan
industri diantaranya sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui peran Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) bagi dunia pertanian.
b.
Untuk menegtahui iklim dan cuaca yang mempengaruhi
budidaya tanaman kentang.
c.
Untuk menegtahui pengaruh cuaca dan iklim terhadap
peternakan sapi perah.
2.
Kegunaan
Adapun kegunaan dari kunjungan
industri ini adalah sebagai berikut:
a.
Kita dapat mendapat informasi secara
langsung tentang peran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bagi
dunia pertanian.
b.
Kita dapat melihat dan mengetahui iklim
dan cuaca yang mempengaruhi budidaya tanaman kentang secara langsung di
lapangan.
c.
Kita dapat melihat secara langsung
pengaruh cuaca dan iklim terhadap peternakan sapi perah sehingga menambah
waawasan tentang peternakan sapi perah.
BAB II
METODOLOGI
A.
Waktu dan
Tempat
Waktu dan
tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1.
Waktu
Waktu
pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Jumat, 07 November 2014. Jam 07.15-09.30 WITA kami
berkunjung ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
b.
Minggu, 09 November 2014. Jam 09.00-12.00 WITA kami
berkunjung ke kebun tanaman kentang di Malino.
c.
Minggu, 09 N0vember 2014. Jam 09.00-12.00 WITA kami
berkunjung ke peternakan sapi perah di Malino.
2.
Tempat
Tempat
pelaksanaan kegiatan kunjungan industri yang kami lakukan adalah sebagai
berikut:
a.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di
Makassar.
b.
Kebun tanaman kentang di Malino.
c.
Peternakan sapi perah di Malino.
B.
Alat dan
Bahan
Alat dan
bahan yang digunakan dalam kegiatan kunjungan industri adalah sebagai berikut:
1.
Buku
2.
Pulpen
3.
Microfon
4.
Camera
5.
Bus
6.
Baju lapangan
C.
Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja dalam kegiatan kunjungan industri yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1.
Kunjungan ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), setiap mahasiswa memakai baju praktek lapangan dengan membawa
alat tulis,kemudian menerima materi dari perwakilan Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di dalam ruang pelayanan jasa.
2.
Kunjungan ke kebun tanaman kentang, setiap mahasiswa
memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis, kemudian menerima
materi dari pengelolah kebun tanaman kentang dengan melihat langsung tanaman
kentang yang ada serta proses pemanenan tanaman kentang.
3.
Kunjungan ke peternakan sapi perah, setiap mahasiswa
memakai baju praktek lapangan dengan membawa alat tulis serta menerima materi
dari pengelolah peternakan sapi perah secara langsung dalam kandang peternakan
sapi perah.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan sebuah Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) yang memiliki tugas, fungsi, tujuan Metorologi Klimatologi dan Geofisika
serta peran bagi dunia pertanian seperti yang dibahas berikut ini.
1.
Tugas dan
Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh
seorang Kepala Badan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan
fungsi:
a.
Perumusan kebijakan nasional dan
kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
b.
Perumusan kebijakan teknis di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
c.
Koordinasi kebijakan, perencanaan dan
program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
d.
Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian
observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
e.
Pelayanan data dan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
f.
Penyampaian informasi kepada instansi
dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.
g.
Penyampaian informasi dan peringatan
dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan
bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
h.
Pelaksanaan kerja sama internasional di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
i.
Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
j.
Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian
instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
k.
Koordinasi dan kerja sama instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
l.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
m.
Pelaksanaan pendidikan profesional di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
n.
Pelaksanaan manajemen data di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
o.
Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan
tugas administrasi di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
p.
Pengelolaan barang milik/kekayaan negara
yang menjadi tanggung jawab Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
q.
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
r.
Penyampaian laporan, saran, dan
pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.
2.
Tujuan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Tujuan Rencana Strategis Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diarahkan untuk mempercepat
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan pemikiran
konseptual analitis, realitis, rasional dan komprehensif dan perwujudan
pembangunan dalam langkah-langkah yang sistemik dan bertahap dalam suatu
perencanaan yang bersifat strategis (http://bangkusekolah-id.blogspot.com).
3.
Peran
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bagi Dunia Pertanian
Awalnya, petani Indonesia masih mengandalkan cara
tradisional dalam memprediksi kondisi cuaca dan iklim yang akan terjadi. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman petani Indonesia kini telah berkembang dalam
menentukan kondisi cuaca dan iklim, dengan bekerja sama dengan Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Apalagi dengan kondisi alam yang
saat ini tidak menentu, maka Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
sangatlah berperan penting terhadap informasi yang akan diberikan kepada
petani-petani Indonesia, agar petani Indonesia tidak menderita kerugian yang
banyak, dikarenakan oleh faktor cuaca yang tidak mendukung.
Misalnya saja, pada musim hujan yang biasanya
terjadi pada bulan September-Februari dan musim kemarau pada bulan
Maret-Agustus. Namun, saat ini sudah sangat sulit memprediksikan kapan waktu
itu akan terjadi, terkadang petani kita, memprediksikan bulan ini merupakan
musin hujan, namun ternyata, prediksi dari para petani itu salah atau boleh
dibilang kurang tepat.
Ruang pelayanan jasa Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) mengolah data pengamatan seluruh indonesia, dikumpulkan,
dianalisis, sehingga dapat disimpulkan prakiraan cuaca, musim dan lain-lain.
Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
dibantu oleh dua alat bantu yaitu radar cuaca dan radar satelit. Beberapa
faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim diantaranya: Radiasi matahari: distribusi
darat dan air, ketinggian tempat, massa udara, sel tekanan tinggi/rendah dan
arus laut. Beberapa alat pendukung yang ada di Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) diantaranya:
a.
Automatic
Wheater Station (AWS) mengukur cahaya secara otomatis seperti
thermometer, sikrometer, dan lain-lain.
b.
Agroclimate
Automatic Wheater Station (AAWS) mengukur suhu tanah sampai
1cm.
c.
Automatic
Rain Gauge (ARG) mengukur hujan secara otomatis.
d.
Radar cuaca, memantau kondisi awan dari
bawah selama 10 menit sekali seperti lebar, tinggi, tekanan dan lain-lain.
e.
Satelit,memantau cuaca dari atas selama
1 jam sekali.
Automatic
Wheater Station (AAWS) sangat membantu petani dalam
melakukan aktivitasnya dimana dengan Automatic
Wheater Station (AAWS), petani dapat mengetahui suhu tanah sehingga dapat
mengetahui jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada tanah tersebut.
B.
Budidaya
Tanaman Kentang
Tanaman kentang tergolong jenis
tanaman yang tidak bisa tumbuh di sembarang tempat. Makanya, kalau ingin sukses
dan meraih keuntungan yang besar, termasuk mengurangi kerugian atau kegagalan,
harus memperhatikan lingkungan yang disenangi tanaman ini. Memilih lokasi yang
tepat sangatlah dianjurkan, sebelum memulai menanam sesuatu jenis tanaman.
Teknis penanaman yang benar belum menjamin keberhasilan usaha, keberhasilan itu
masih harus didukung dengan kondisi lingkungan yang cocok. Sehingga ada
ungkapan dikalangan jago-jago pertanian, yaitu “klimatic determines what crops we can growth,weather determines the
yield we can get.”. Artinya kira-kira: tanaman yang diusahakan ditentukan oleh iklim setempat, sedangkan
hasil yang dicapai ditentukan oleh cuaca selama tanaman itu ditanam (Fitri,Surya
Setiadi,1993).
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber
utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. Untuk itulah dibutuhkan
penanganan yang lebih baik dalam penanaman dan pemeliharaannya. Syarat
pertumbuhan, kentang ditanam pada iklim yang curah hujan rata-rata 1500
mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban
80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl, Kemudian mempunyai struktur
tanah yang remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan
memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.
1.
Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang
Syarat pertumbuhan tanaman kentang adalah sebagai berikut:
a.
Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk
membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok
untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan
fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap
waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-210C.
Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 100C
dan lebih dari 300C. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang
adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah
terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan (Chantalakhana
dan Skunmun dalam Sientji,2003).
b.
Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang
berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik
dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin
ketersediaan oksigen di dalam tanah.Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah
andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan pH tanah yang sesuai
untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi
yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak
diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7.
c.
Ketinggian
Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah
pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya
berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di
dataran menengah (300-700 m dpl).
2.
Teknis
Budidaya
Adapun beberapa teknik budidaya tanaman kentang adalah
sebagai berikut:
a.
Pembibitan
Bibit kentang adalah bagian tanaman berupa umbi dan
bukan biji botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang
sehat dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi bibit
berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat,
dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan
hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
Penanaman dapat dilakukan tanpa atau dengan pembelahan. Pemotongan umbi
dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi
direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).
b.
Pengolahan
Media Tanah
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar
dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2
minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan
memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal,
sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah
untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur
tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar
bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling
petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
c.
Teknik
Penanaman
Teknik penanaman kentang yang baik adalah sebagai
berikut:
1)
Pemupukan Dasar
a)
Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha,
kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada
permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah
bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b)
Pupuk organik berupa SP-36=400kg/ha.
2)
Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30
cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45
gram.Jarak tanaman tergantung varietas. Dimana dan LCB 80 x 40 sedangkan
varietas lain 70 x 30 cm. Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan
pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang
dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman
dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit
dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar
umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di
bedengan jika kentang ditanam di dataran medium (http://bataviareolad.wordpress.com).
d.
Pemeliharaan
Tanaman
Untuk memperoleh hasil yang maksimal perlu dilakukan
pemeliharan tanaman diantaranya sebagai berikut:
1)
Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka
dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15
hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan
dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang
mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.
2)
Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya
dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan
harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
3)
Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya
dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi
perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
4)
Pemupukan
Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik
juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea
dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha.
Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai
berikut:
a)
Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg.
b)
Pupuk anorganik
(1)
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari
setelah tanam 165/365 kg.
(2)
SP-36: saat tanam 400 kg.
(3)
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah
tanam 100 kg.
(4)
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak
10 cm dari batang tanaman kentang.
5)
Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air.
Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air
yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang
waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan
dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan
sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
e.
Hama dan
Penyakit
Hama dan
penyakit yang sering menyerang tanaman kentang adalah sebagai berikut:
1)
Hama
Hama yang sering menyerang tanaman kentang diantaranya
adalah sebagai berikut:
a)
Ulat grayak (Spodoptera
Litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian
epidermis dan jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan
memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion
50 EC.
b)
Kutu daun (Aphis
Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi
tanaman, juga dapat menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan
cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c)
Orong-orong (Gryllotalpa
Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan
tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
d)
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat
adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi
pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya
lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia
menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene dan 5 SP, Lammnate L.
e)
Hama trip ( Thrips
tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna
putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering.
Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1)
secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang; (2) secara
kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC
atau Dicarzol 25 SP.
2)
Penyakit
Adapun beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman
kentang adalah sebagai berikut:
a)
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora
infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan
agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi
coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan
sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60,
Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.
b)
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas
solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun
tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi
kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan
bakterisida, Agrimycin atau Agrept 25 WP.
c)
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum
coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada
bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara
pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
d)
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium
sp. Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan
tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan.
Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis.
Pengendalian: dengan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan
pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.
e)
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria
solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di daerah
kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar tidak teratur,
berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak
gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran
tanaman.
f)
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik
laten pada daun; (3) Potato Virus Y
(PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik
menggulung; (6) Potato Virus S (PVS)
menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus
dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun
menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan
pertanian, kutu daun Aphis spiraecola,
A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna
dan Coccinella dan nematoda.
Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan
pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan
peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan
pergiliran tanaman.
f.
Panen
Proses pemanenan tanaman kentang adalah sebagi
berikut:
1)
Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180
hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya
90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara
fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah
berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen
kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas
bila digosok dengan jari.
2)
Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu
sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik
adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi
dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi
ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
g.
Pascapanen
Penanganan
tanaman kentang setelah panen dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut:
1)
Penyortiran dan Penggolongan
Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang
cacat dan terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit
kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung
varitas).
2)
Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi,
sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar
terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi.
3)
Pengemasan dan Pengangkutan
Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang
ringan. Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan
yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
4)
Pembersihan
Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan
umbi. Untuk memasarkan kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus
dibersihkan terlebih dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel
dengan lap. Lakukan perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet.
Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak
terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang
keawetan umbi selain itu juga akan menarik konsumen.
C.
Peternakan Sapi Perah
Sapi adalah
hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan
lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95%
kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae.
seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus),
serta anoa.Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi
diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari
India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan
tempat pembiakan sapi Ongole murni. Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan
mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen.
Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian
Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan
iklim dan kondisi di Indonesia (Yousef dalam Sientji,2003).
1.
Faktor yang Mempengaruhi Peternakan Sapi Perah
Faktor-faktor dapat yang mempengaruhi peternakan sapi perah
diantaranya sebagai berikut:
a.
Faktor Cuaca dan Iklim
Faktor
cuaca dan iklim sangat besar kaitannya
pada peternakan, karena dalam bidang peternakan sangat banyak sekali yang
bergantung kepada keadaan alam,diantaranya adalah, kelembaban, curah hujan,
angin, suhu, topografi dan sebagainya.
1)
Kelembaban
Kelembaban
adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban udara penting, karena
mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi
kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan.
2)
Curah Hujan
Selama musim hujan,
rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban tinggi dibanding
pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk
produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak. Curah
hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah penyakit
ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat
menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak .
3)
Angin
Angin
diturunkan oleh pola tekanan yang luas
dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan dingin pada atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian tempat ternak
berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di
antara ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
4)
Suhu
Dalam bidang peternakan untuk
menghasilkan hewan ternak yang bagus dan dapat memproduksi hasil ternak
yang tinggi perlu memperhatikan bagaimana keadaan alam di daerah yang akan dijadikan kandang untuk
ternak, yang pertama adalah suhu tempat di daerah tersebut apakah
suhunya panas atau dingin, karena suhu dapat mempengaruhi produksi hewan
ternak.
5)
Topografi
Topografi pada suatu tempat jika
ingin membuat kandang untuk ternak tentu sangat penting, pada daerah yang tinggi hewan
yang diternakkan biasanya adalah sapi, kerbau, kuda, domba, dan hewan ternak
lainnya yang biasa hidup di daerah dingin.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari laporan kunjungan industri ini adalah sebagai berikut:
1.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) berperan penting bagi dunia pertanian. Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi kepada para petani
tentang terjadinya perubahan iklim sehingga petani dapat mengetahui jenis
tanaman yang dapat tumbuh sesuai dengan perubahan iklim. Dengan demikian,
petani dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
2.
Iklim dan cuaca sangat berpengaruh
terhadap budidaya tanaman kentang. Daerah dengan curah hujan rata-rata
1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan tanaman kentang. Daerah yang
sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya tanaman kentang. Lama
penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah
9-10 jam/hari. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%.
Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama
dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
3.
Produktivitas peternakan sapi perah
sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Dalam bidang peternakan sangat
banyak sekali yang bergantung kepada keadaan alam, diantaranya adalah,
kelembaban, curah hujan, angin, suhu, topografi dan sebagainya. Dalam bidang
peternakan untuk menghasilkan hewan ternak yang bagus dan dapat memproduksi
hasil ternak yang tinggi perlu memperhatikan bagaimana keadaan alam di daerah yang
akan dijadikan kandang untuk ternak.
B.
Saran
Setelah melakukan kunjungan
industri di berbagai tempat di Makassar dan Malino, ada beberapa yang perlu
diperhatikan yaitu sebagi berikut:
1.
Hendaknya
pemerintah lebih memperhatikan alat pendukung di Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) untuk membantu proses kerja Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) sehingga petani dapat mengetahui perubahan iklim yang
terjadi melalui pengamatan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika (BMKG).
2.
Sebaiknya dalam meembudidayakan tanaman
kentang, hendaknya memperhatikan terlebih dahulu iklim dan cuaca yang sesuai
sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
3.
Sebaiknya peternak sapi perah lebih
memperhatikan keadaan lingkungan peternakan sapi perah agar dapat diperoleh
susu sapi perah yang lebih higienis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Kondisi Iklim Indonesia dan Pengaruh Cuaca
dan Iklim bagi Kehidupan. http://bangkusekolah-id.blogspot.com.Diakses
tanggal 13 November 2014.
Anonim.2013.Cara
Budidaya Tanaman Kentang. http://bataviareload.wordpress.com.Diakses tanggal 13
November 2014.
Chantalakhana dan Skunmun dalam Sientje.
2003. Pengaruh iklim dan cuaca terhadap
dunia pertanian. http://maiwaseptian.blogspot.com. Diunduh tanggal
23 November 2014.
Fitri,Surya Setiadi. 1993. Kentang Varietas dan Pembudidayaan. http://professorkentang.blogspot.com. Diunduh
tanggal 13 November 2014.
Yousef dalam Sientji.2003.Cara Budidaya Sapi Perah yang Benar. http://mimbarpeternakan.blogspot.com.Diunduh
tanggal 13 November 2014.
LAMPIRAN
Gambar 1.Balai Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika(BMKG)
Gambar 2.Denah Alur Pembuatan
Prakiraan Cuaca
Gambar 3.Budidaya Tanaman Kentang
Gambar 4.Proses Pemanenan Tanaman Kentang
Gambar 5.Peternakan Sapi Perah di
Malino
Gambar 6.Alat Pemeras Susu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar