Rabu, 25 November 2015

MAKALAH MP3




MAKALAH
MESIN PENGOLAHAN PRODUK PERTANIAN
 (Penanganan Prapanen dan Pascapanen Jambu Biji )










OLEH :
NURMILA
1327041024
A




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat nikmat kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, serta kepada teman-teman yang telah memberi motivasi dan pendapatnya sehingga berbagai rintangan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi dengan baik.
Makalah ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai penanganan bahan pangan khususnya buah jambu biji. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak demi peningkatan kualitas makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Terima kasih.

Makassar, 23 November 2015


     Penulis












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... і
DAFTAR ISI........................................................................................................ іі
BAB I PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang................................................................................... 1
B.            Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C.            Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.           Prapanen Buah Jambu Biji................................................................. 3
B.            Pascapanen Buah Jambu Biji.............................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.           Kesimpulan......................................................................................... 9
B.            Saran................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10


















BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumber daya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Buah-buahan juga telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sub sektor hortikultura maupun sektor pertanian, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) buah-buahan yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.
Jambu biji adalah salah satu buah heksotis dan dikenal dengan nama lain seperti jambu klutuk, atau jambu batu. Buah jambu biji berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 5 cm dan panjang 4-12 cm. Kulit buah berwarna kuning kehijauan dengan daging buah berwarna merah muda sampai merah.
Jambu biji mempunyai kandungan vitamin C yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari pada jeruk yang selama ini identik sebagai sumber vitamin C. kandungan vitamin C dalam jeruk adalah 49 mg per 100 gram bahan (setengah dari vitamin C yang terkandung dalam jambu biji). Kandungan vitamin C yang tinggi tersebut merupakan salah satu faktor keunggulan jambu biji sebagai komoditas strategis, utamanya dalam upaya memenuhi kecukupan gizi masyarakat.
Manfaat jambu biji sebagai obat demam berdarah karena dapat menambah trombosit darah, telah membuat buah jambu biji lebih dikenal masyarakat dan nilai ekonomisnya meningkat. Hal ini mendorong permintaan terhadap jambu biji terus meningkat. Namun seperti halnya komoditas buah tropis lainnya, jambu biji memiliki keterbatasan umur simpan yaitu berkisar antara 1-2 minggu setelah buah matang penuh. Keterbatasan umur simpan inilah yang mendorong upaya pengolahan buah jambu biji agar dapat tetap dikonsumsi.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.        Bagaimana proses prapanen buah jambu biji?
2.        Bagaimana proses pascapanen (teknologi pengolahan, teknologi pengawetan, dan teknologi penyimpanan serta pengawasan mutu) buah jambu biji?
C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini yaitu:
1.        Untuk mengetahui proses prapanen buah jambu biji.
2.        Untuk mengetahui proses pascapanen (teknologi pengolahan, teknologi pengawetan, dan teknologi penyimpanan serta pengawasan mutu) buah jambu biji.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Prapanen Buah Jambu Biji
Proses prapanen pada jambu biji dilakukan dengan cara pemeliharaan tanaman seperti penjarangan dan penyulaman , penyiangan , pembubunan , perempalan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, waktu penyemprotan pestisida, pemeliharaan lain.
1.        Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulamann dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan dilakukan penjarangan. Alat yang dapat digunakan dalam proses ini adalah pacul atau cangkul.
2.        Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yang berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) dan apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan akan berakibat buah menjadi besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh. Dalam proses ini dapat digunakan alat berupa sabit atau parang.
3.        Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul. Proses ini dilakukan dengan menggunakan cangkul.

4.        Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan sabit khusus untuk pemangkasan.
5.        Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
a.         Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.
b.        Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.
c.         Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas, kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan membuat torakan yang mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup kembali dengan bekas galian terdahulu.
6.        Pengairan dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila turun hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tergenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
7.        Waktu Penyemprotan Pestisida,
Penyemprotan pestisida untuk menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan, baik karena kondisi cuaca dan juga dari hewan-hewan perusak. Penyemprotan pestisida pada umumnya dilakukan dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya semut-semut. Disamping itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen penyemprotan diberhentikan. Penyemprotan dapat dilakukan dengan mengunakan alat yang disebut Spraying (Prihatman, 2000).
8.        Pemeliharaan Lain.
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.
B.       Pascapanen Buah Jambu Biji
1.        Teknologi Pengolahan
Pengolahan jambu biji merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan harga jual buah terutama pada saat panen raya. Dibandingkan dengan produk segar, produk olahan memiliki umur simpan yang lebih lama sehingga dapat mengurangi resiko penjualan akibat perubahan harga. Salah satu produk olahan jambu biji yang potensial untuk dikembangkan adalah dalam bentuk sari buah. Produk sari buah jambu biji yang memiliki rasa segar dan aroma yang khas, sangat sesuai untuk dikembangkan di indonesia yang beriklim tropis. Selain itu, tingkat permintaan akan produk sari buah menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, dimana produsen berlomba-lomba untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik yang disukai oleh konsumen.
Dalam pembuatan sari buah jambu biji, diperlukan buah yang sudah matang penuh. Buah dicuci dengan air bersih, dikupas, dan dibuang bijinya. Daging buah kemudian dihancurkan menggunakan blender atau alat pengepresan buah. Setiap liter bubur buah yang dihasilkan ditambahkan air matang sebanyak empat liter. Campuran disaring dengan kain saring. Hasil saringan ditambah gula 125 gram per liter sari buah, asam sitrat dan natrium benzoat masing-masing sebanyak 1 gram perliter sari buah. Setelah semua gula larut dan campuran merata, sari buah dimasak pada suhu pasteurisasi (80-900c) selama kurang lebih 10 menit. Sari buah yang telah matang dapat dikemas dengan menggunakan wadah kemasan cup plastik setelah uap panasnya dihilangkan (Sutanto, 2007).
2.        Teknologi Pengawetan
Pengawetan bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metode yaitu metode pengawetan alami, metode pengawetan biologis, dan metode pengawetan kimiawi.
Teknlogi pengawetan buah jambu biji khususnya hasil olahannya yang berupa sari buah jambu biji adalah metode pengawetan kimiawi yaitu dengan menggunakan gula, asam sitrat dan natrium benzoat sehingga sari buah jambu biji dapat bertahan lebih lama. Alat yang diguanakan dalam proses ini dapat berupa baskom, penggaruk/sendok dan lain-lain. Selain itu, dilakukan penyimpanan suhu rendah pada ruang pendingin untuk menghambat pertumbuhan mikroba (Kristianingrum, 20007) .
3.        Teknologi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu cara memelihara produk setelah pemanenan dalam jangka waktu tertentu sebelum dijual dan dikonsumsi. Penyimpanan bertujuan untuk mengendalikan laju transpirasi, respirasi, dan infeksi oleh mikroorganisme dan mempertahankan produk dalam kondisi yang paling berguna bagi konsumen. Penyimpanan yang umumnya dilakukan adalah penyimpanan pada suhu rendah, dimana suhu diset di atas titik beku sehingga tidak membeku dan daya simpannya lebih lama.
Menurut Fitrianti (2006) Penyimpanan sari buah jambu biji dilakukan pada suhu 50C-100C pada mesin pendingin yaitu kulkas dengan perlakuan pengemasan dengan koran.
4.        Pengawasan Mutu
Buah jambu biji mempunyai kandungan vitamin C dan beta karoten yang berkhasiat sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satu pemanfaatan buah jambu biji adalah dengan mengolahnya menjadi sari buah. Dalam pengoperasiannya dibutuhkan pengawasan mutu sehingga tercipta produk yang aman sesuai dengan standar salah satunya yaitu dengan penerapan HACCP untuk meningkatkan kualitas dan keamanan produk sari buah. Oleh karena itu dilakukan kajian HACPP. Kajian HACCP dilakukan menggunakan Panduan Penyusunan Rencana HACCP dengan proses penyusunannya mengikuti 7 prinsip sistem HACCP yang direkomendasikan oleh Standar Nasional Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa yang ditetapkan sebagai CCP adalah proses sortasi dan pencucian (untuk menghilangkan bahaya pada bahan baku jambu biji), proses sterilisasi dan pengisian merupakan CCP untuk produk jadi (sari buah jambu biji). Keseluruhan CCP ini harus mendapatkan pengawasan optimal antara lain: penanganan bahan baku, kontrol kebersihan operator, penggunaan air yang sesuai dengan persyaratan, dan memastikan kecukupan panas saat sterilisasi sari buah. Dalam pelaksanaannya, proses verifikasi sangat penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui efektifitas penerapan HACCP. Penerapan HACCP yang sesuai diharapkan akan meningkatkan kualitas dan keamanan produk sari buah jambu biji (Ekafitri, 2014).


























BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan isi makalah adalah sebagai berikut:
1.        Proses prapanen buah jambu biji dapat dilakukan dengan beberapa proses seperti  penjarangan dan penyulaman , penyiangan , pembubunan , perempalan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, waktu penyemprotan pestisida, pemeliharaan lain.
2.        Proses pascapanen yang terdiri dari teknologi pengolahan, teknologi pengawetan, teknologi penyimpanan, serta pengawasan mutu bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk buah jambu biji salah satunya yaitu sari buah jambu biji.
B.       Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan sesuai dengan isi makalah yaitu:
1.        Untuk memperoleh buah jambu biji yang berkualitas baik, hendaknya melakukan pemeliharaan mulai dari penanaman hingga panen.
2.        Untuk memperoleh sari buah jambu biji yang dapat bertahan lama, hendaknya dilakukan proses pembuatan dengan teknologi yang sesuai dan disertai dengan prosesdur standar mutu yang sesuai.












DAFTAR PUSTAKA
Ekafitri, Riyanti dkk. 2014. Kajian Haccp (Hazard Analysis And Critical Control Point) Pengolahan Jambu Biji Di Pilot Plant Sari Buah. Jawa Barat: B2PTTG, LIPI.
Fitrianti, Junita. 2006. Kajian Teknik Penyimpanan Dan Pengemasan Jambu Biji (Psidium Guajava L. ) Dalam Kemasan Transportasi. Bogor: IPB, DTP.
Kristianingrum, Susila. 20007. Beberapa Metode Pengawetan Buah-Buahan. Yogyakarta: UNY, FMIPA.
Prihatman, Kemal. 2000. Jambu Biji / Jambu Batu. Jakarta: BAPPENAS.
Sutanto, Agus dkk. 2007. Rekomendasi Teknologi Pengolahan Jambu Biji Merah. Jawa Tengah: Rekomendasi Paket Teknologi Pertanian.