BAB
1
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Pada era perkembangan jaman yang sangat modern ini,
perlu adanya peran dari berbagai elemen untuk bersama-sama memikirkan
pentingnya pertanian yang terintegrasi.Saat ini dunia pertanian masih
memperihatinkan, karena banyak yang beranggapan bahwa hasil dari usaha
pertanian masih sangat kecil sehinnga mereka enggan untuk berkecimpungan di
bidang ini.
Saat ini
pertanian dipandang sebagai sebuah pekerjaan yang kurang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan kendala yang lain adalah konversi yang terjadi secara
besar-besaran yang telah terjadi,sehingga areal pertanian semakin menyempit dan
berubah menjadi perumahan-perumahan dan berbagai bentuk yang lain yang memang
tidak dapat dihindari karena pertambahan penduduk yang demikian pesat sehingga
perlu adanya tindak lanjut untuk kembali mengembalikan citra pertanian dan
memberikan solusi yang tepat sebagai jalan tengah dengan adanya konversi lahan
tersebut.Perkembangan teknologi di bidang pertanian demikian pesat, sehingga
mereka yang tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tidak akan
memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya.
Salah satu perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan
adalah teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya
sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga
kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya
harga lahan..
Hidroponik merupakan langkah yang paling efisien untuk mengatasi permasalahan yang cukup pelik tersebut.Dengan sistem hidroponik maka berbagai bentuk pertanian yang tadinya tidak dapat dilakukan dapat dilakukan oleh masyarakat perkotaan dan dengan sistem ini maka tidak ada yang akan membatasi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk budidaya pertanian dapat tetap mengembangkannya.
1
Hidroponik merupakan langkah yang paling efisien untuk mengatasi permasalahan yang cukup pelik tersebut.Dengan sistem hidroponik maka berbagai bentuk pertanian yang tadinya tidak dapat dilakukan dapat dilakukan oleh masyarakat perkotaan dan dengan sistem ini maka tidak ada yang akan membatasi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk budidaya pertanian dapat tetap mengembangkannya.
1
B.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.Bagaimana menciptakan suatu sistem pertanian di
daerah yang mmiliki lahan yang sempit,banyak limbah rumah tangga,serta polusi
udara tinngi seperti di daerah perumahan?
2.Bagaimana cara penanaman dan pemeliharaan tanaman
pada rancangan tersebut(sistem hidroponik)?
3.Bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem
hidroponik dengan menggunakan rancangan tersebbut?
C.Tujuan
Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka adapun tujuan makalah
ini yaitu:
1.Untuk menciptakan sistem pertanian di daerah yang
memiliki lahan sempit,banyak limbah rumah tangga,serta polusi udara tinngi
seperti di daerah perumahan.
2.Untuk mengetahui cara penanaman dan pemeliharaan
tanaman pada rancangan tersebut.
3.Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tanaman
hidroponik dengan menggunakan rancangan tersebbut.
2
BAB
11
PEMBAHASAN
A.Studi
Kasus
Perumahan
menjadi pilihan banyak orang kota untuk tinggal. Namun berbagai permasalahan
yang dihadapi adalah tidak adanya lahan yang cukup untuk bercocok tanam, tanah
kurus, polusi udara tinggi, sulit mendapat pangan sehat dan segar, banyak
limbah rumah tangga. Rancangkan sebuah sistem pertanian yang sesuai untuk
menjawab permasalahan diatas.
B.Rancangan
Sistem Pertanian
Sistem
pertanian yang kami rancang yang sesuai dengan kondisi daerah yang lahannya
sempit yaitu sistem hidroponik.
Bertanam secara Hidroponik telah dikenal lebih dari
100 tahun yang lalu. Namun, kepopulerannya baru berlangsung sejak tahun 1936,
saat Dr. W.F. Gericke berhasil menumbuhkan tanaman tomat dalam kolam berisi air
dan nutrient di laboratoriumnya. Beliau menamakan cara ini dengan aquaculture,
akan tetapi, karena istilah ini telah dipakai untuk menumbuhkan tanaman dan
binatang air maka diganti namanya menjadi hydroponics dalam bahasa Indonesia
hidroponik yang artinya proses penanaman dengan media air dan tanpa media tanah
(Indriyani Hety,1995).
[ahmad tusi] Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah (soiless). Hidroponik berasal dari dari kata “Hydroponic”, yang di dalam bahasa Yunani terbagi menjadi dua kata, yaitu hydro dan ponous. Hydro berarti air dan ponous berarti kerja. Sesuai arti tersebut, maka bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen.Adapun rancangan tanaman hidroponik yang akan kami buat adalah sebagai berikut:
[ahmad tusi] Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah (soiless). Hidroponik berasal dari dari kata “Hydroponic”, yang di dalam bahasa Yunani terbagi menjadi dua kata, yaitu hydro dan ponous. Hydro berarti air dan ponous berarti kerja. Sesuai arti tersebut, maka bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen.Adapun rancangan tanaman hidroponik yang akan kami buat adalah sebagai berikut:
3
1.Alat
dan Bahan
a.Alat
dan fungsi dari alat yang diigunakan.
Adapun alat yang digunakan sebagai berikut:
●.Pipa berukuran 1m dan
1,2m( 6 buah)sebagai wadah dari media yang akan ditanami.
●.Bambu berukuran 30cm(
3 buah)sebagai penyanggah dari pipa
●.Botol Plastik (12
buah)digunakan untuk penanaman tanaman yang akan ditanam.
●.Ember( 1 buah)sebagai
tempat atau wadah air.
●.Pisau (1 buah)digunakan untuk melubangi pipa dan
memotong pipa kecil.
●.Gergaji( 1 buah)untuk
memotong bambu.
●.Pipa Kecil (1 buah)digunakan
untuk penanaman tanaman.
b.Bahan.
Adapun bahan
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
●.Sekam
●.Pupuk kompos
●.Pupuk kandang
2.Anggaran/Biaya
Adapun biaya yang dibutuhkan dalam perancangan sistem
pertanian ini(sistem hidroponik)adalah sebesar Rp 120.000,00.
4
3.Cara
Kerja
Cara kerja/ proses pembuatan rancangan:
1.Siapkan semua
bahan yang dibutuhkan.
2.Bambu di
potong dengan ukuran sekitar 30cm dengan menggunakan gergaji yang telah
disiapkan.
3.Pipa kecil
dipotong dan pipa besar dilubangi dengan menggunakan pisau.
4.Bagian atas
botol dipotong dan bagian samping dilubangi.
5.Letakkan botol
pada lubang pipa secara selang –seling.
6.Ikat ketiga
ujung pipa dibagian atas kemudian pipa yang lain dirangkai menjadi bentuk
segitiga(alas).
7.Rangkailah
rancangan sesuai dengan sketsa.
Bambu sebaiknya direndam terlebih
dahulu sebelum digunakan agar dapat tahan lebih lama.
4.Sketsa
rancangan sistem pertanian(sistem hidroponik)
Sketsa rancangan diperlukan untuk
mempermudah proses perancangan sistem pertanian yang akan dibuat.
5
C.Cara
Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Hidroponik
1.Cara
Penanaman
Pembibitan
Sangat disarankan
untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang dihasilkan cukup
optimal,serat memilih tanamn yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Penyemaian
Penyemeaian sistem
hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi
campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata dan dimasukkan
ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji tanaman dengan jarak
1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya kondisi tetap
lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai kelihatan kering.
Buka penutup setelah biji berubah menjadi kecambah. Pindahkan ke tempat
penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh minimal 2 lembar daun.
Persiapan Media Tanam
Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan
menghantarkan air, tidak mudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dan lain-lain.
Media tanam yang bisa digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar,
rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot
plastik, karung plastik, atau bantalan plastik dengan media tanam yang sudah
disiapkan.
6
Penanaman pada
Rancangan
Setelah
rancangan selesai maka kita lakukan pembibitan pada benih yang akan di tanam.
Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan
didasar botol. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, di atasnya diberi
batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari botol yang digunakan.
Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke botol yang
akan di tanami, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di
polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya kedalam air. Setelah akar-akarnya kelihatan
bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut.
Bila
ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan
besarnya tanaman maskot dan botol) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk
daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam
dalam botol yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan
media tanam hingga dua pertiga bagian botol. Langkah selanjutnya isilah botol
bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah).
Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik
transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.
2.Pemeliharaan
Jika semua sudah siap, bibit siap ditanam secara
hidroponik tahapan selanjutnya adalah masa pemeliharaan tanaman. Usahakan
nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman supaya pertumbuhan optimal seperti yang
diharapkan. Pada tanaman hidroponik juga biasa dilakukan pemangkasan dan
pembersihan gulma. Pemeliharaan/perawatan tanaman hidroponik merupakan hal yang tepentinng dilakukan(Prihmantoro,
1994).
7
D.Kelebihan dan Kekurangan Tanaman
Hidroponik dengan Sistem Pertanian yang telah dirancang.
1.Kelebihan tanaman hidroponik
dengan sistem pertanian ini,yaitu:
●Dapat meningkatkan suplai oksigen.
●Dapat mengatasi ekonomi keluarga.
●Dapat menghemat biaya dalam
pembuatannya.
●Dapat mengurangi hasil pembuangan
limbah rumah tangga botol plastic.
●Dapat dijadikan sebagai perhiasan untuk
memperindah pekarangan rumah.
●Dapat
menahan panas dari luar, Relatif tidak menghasilkan polusi
nutrisi ke lingkungan
●Mendapatkan pangan yang segar dan
terjamin kebersihannya dengan hasil yang lebih banyak.
2.Kekurangan tanaman hidroponik
dengan sistem pertanian ini,yaitu:
●Sistem
hidroponik ini tidak dapat tahan lama karena sebagian terbuat dari botol
plastik dan penyangganya terbuat dari bambu.
●Tidak
semua tanaman dapat ditanam pada rancangan ini karena menggunakan botol kecil
dan media tanam air.
8
BAB
111
PENUTUP
A.Kesimpulan
Lahan
bukanlah factor utama untuk kita tidak menanam sayuran, teteapi dengan
keterbatasan lahan inilah yang harus kita manfaatkan untuk berhidroponik agar
dapat mengkomsumsi sayur segar. Dengan berhidroponik pula kita dapat menghemat
biaya dan waktu. Tetapi dengan
keterbatsan lahan ini yang harus membuat kita terus berpikir dan berpikir untuk
melakukan rancangan-rancangan hidroponik yang belum dirancang oleh orang lain.
B.Saran
●Sebaiknya
sistem pertanian ini dapat dimanfaatkan dengan baik serta dapat diterapkan di
daerah perumahan .
●Sebaiknya
sistem hidroponik ini dapat diterapkan oleh masyarakat untuk lebih mengatasi masalah ekonomi,serta untuk
mendapatkan pangan yang lebih bersih.
●Sebaiknya
sistem pertanian ini ditempatkan dipekarangan /di depan rumah untuk memperindah
pekarangan rumah,serta menahan panas dari luar.
9
DAFTAR
PUSTAKA
Prihmantoro,H.,Hetty
Indriani,Y.(1994).Hidroponik Sayuran
Semusin Untuk
Bisnis
dan Hobi.Penerbit Swadaya:Jakarta.
http://www.ipb.ac.id/jspu/bitstream/123456789/19428/1/PKM%20GT.pdf
http://www.situshijau.co.id/tulisan.php?act=detail&id
=19&id kolom=2
sederhana-di.html#sthash.
10